Sunday, July 08, 2007

Iklan yang Mencurigakan

Awicaks

Saya perhatikan sudah lebih dari tiga bulan terakhir Tempo memuat advertorial Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Semua berkisah tentang keberhasilan. Apalagi menjelang gonjang-ganjing reshuffle banci a la SBY, advertorial di Tempo kian marak. Bukan cuma Depdiknas, kantor-kantor negara lain pun ikut-ikutan memuat advertorial. Bisa ditebak Tempo kebanjiran rejeki. Kecuali pembayaran oleh kantor-kantor negara itu diutang sesuai siklus anggaran proyek dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Depdiknas dengan kontroversi soal Ujian Nasional, serta kontroversi soal kebohongan publik menyangkut 20% anggaran pendidikan sesuai mandat Undang-undang Pendidikan Nasional, kelihatan benar-benar menunjukkan karakter sesungguhnya sebagai kantor negara yang paling tidak mendidik. Evaluasi sepihak menunjukkan kepengecutan sang menteri menghadapi pertanyaan khalayak luas. Semua kontroversi dibalas dengan pameran angka-angka keberhasilan, yang sudah barang tentu adalah hasil utak-atik statistik, seperti tidak mau kalah dengan statistik pertandingan di Copa Italia, atau Liga Premier atau bahkan kontes bola basket AS, NBA.

Yang mengherankan saya, Tempo yang sebelumnya cukup kritis menyorot kinerja dan sepak terjang Menteri Diknas, bisa begitu saja memuat iklan-iklan statistik keberhasilan dari kantor negara yang tengah dirundung kontroversi. Saya curiga ini masalah kalkulasi dan keputusan bisnis semata. Advertorial beberapa halaman bisa diartikan nilai rupiah berordo milyar. Tempo yang kabarnya diniatkan menjadi media cetak yang elegan, santun, cerdas dan kritis, tiba-tiba tampil persis seperti pedagang kula'an bagi orang-orang di pusat kekuasaan yang ingin menutupi kinerja mereka yang buruk dengan iklan-iklan terselubung.

Saya prihatin.

8 Juli 2007

Selanjutnya.. Sphere: Related Content

No comments: