Saturday, July 21, 2007

Pacar Ketinggalan Interpelasi

Awicaks

Semangat empat-lima DPR mengusung interpelasi lumpur Lapindo digembosi. Ini belum bisa dikategorikan sebagai ejakulasi dini. Gayanya saja seperti terangsang, padahal yang paling hakiki berdiri pun tak mampu. Begitulah mentalitas orang-orang di DPR. Selalu bergaya patriotik di depan, tapi semua berebut lari dan sembunyi begitu situasi makin penas. Ini bukan cuma menyakitkan hati warga. Sikap dan mentalitas itu menghina akal sehat warga.

Sudah jelas bahwa Fraksi Partai Golkar (F-PG) tidak akan berseberangan dengan juragannya. Patriotisme mereka di depan hanya pertunjukkan ludruk belaka. Pola tersebut mudah dibaca. Pada banyak kasus yang menempatkan pengurus negara pada situasi ditekan, F-PG hanya menggertak sambal di depan, lalu surut atas nama keputusan partai di belakang. Primadona ludruk itu adalah Agung Laksono. Interpelasi lumpur Lapindo bukan yang pertama. Juga bukan yang terakhir.

Kalau begitu Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) dan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) luarbiasa dong.... Percayalah. Ini hanya sekedar window-dressing. Pemanis mata. Agar kelihatan dari luar bahwa di DPR masih ada yang punya hati nurani. Percayalah.

Bagaimana dengan airmata SBY dan nekadnya beliau "berkemah" dekat lumpur Lapindo? Itu tindakan basi. Sudah tidak laku begitu beliau mewacanakannya di media. Semua orang tahu, remote control bukan di tangannya. Tapi di tangan wakilnya, yang de facto adalah pengendali semua adegan sandiwara akbar Indonesia. Toh instruksi tegasnya kepada Lapindo hanya dijawab dengan anggukan kepala, tapi hingga kini warga korban masih belum juga menerima ganti rugi. Luarbiasa, Indonesia dipimpin yang tidak memiliki wibawa bahkan di hadapan sebuah perusahaan yang mestinya sudah bangkrut.

Saran saya? Warga Porong, mohon maaf, buang harapan dan imaji bahwa orang-orang yang merasa bisa memberi perintah (pemerintah) itu akan memberi solusi kepada Anda. Dengan daya yang ada dan serbaterbatas, carilah jalan sendiri. Berguyublah. Jangan buang waktu Anda menunggu janji-janji busuk.

Saya yakin Anda jauh lebih kuat, lebih berani dan lebih terhormat menghadapi hidup daripada anggota-anggota DPR yang sangat khawatir kehilangan gaji Rp 25 juta per bulan plus plus itu. Dan saya pun yakin, toh selama ini Anda sekalian hidup tidak bergantung kepada yang namanya pemerintah. Anda mencari kerja sendiri, dipecat pun Anda mencari jalan keluar sendiri, tidak menunggu DepNaKer turun tangan. Anda juga senantiasa bekerja keras agar anak-anak Anda dapat tetap bersekolah tanpa harus menunggu Bambang Soedibjo (MenDikNas) memenuhi kewajibannya sesuai Konstitusi dan UU Pendidikan Nasional untuk penyelenggaraan sekolah gratis.  

21 Juli 2007

Selanjutnya.. Sphere: Related Content

1 comment:

Anonymous said...

Your blog keeps getting better and better! Your older articles are not as good as newer ones you have a lot more creativity and originality now keep it up!