Sunday, December 26, 2010

Facebook Optimal

Awicaks

Saya sangat terkesan dengan paparan seorang kawan, Yanuar Nugroho, yang tengah melakukan penelitian tentang jejaring sosial. Meskipun yang ia paparkan adalah hasil dan analisis sementara, beberapa diantaranya cukup membuat saya tercengang. Saya bukan ahli komputer, juga bukan ahli internet. Tetapi banyak pelajaran saya petik dari memanfaatkan fasilitas Facebook secara optimal selama ini.

populasi FB

Sudah menjadi pemahaman umum bahwa populasi pengguna Facebook di Indonesia tergolong yang kedua terbesar, 31,784,080 orang, setelah Amerika Serikat . Apakah indikator tersebut menggambarkan kefasihan masyarakat Indonesia dalam penggunaan komputer? Ternyata tidak juga....

Terlepas dari hal tersebut, pengguna Facebook di Indonesia, terutama dari kalangan organisasi non-pemerintah (Ornop), kerap menggunakan jejaring sosial dunia maya ini sebagai alat penggalangan massa dan opini publik. Atau, minimal untuk menarik perhatian publik tentang suatu persoalan yang mereka anggap penting. Pertanyaannya, jika kembali merujuk penelitian Yanuar yang masih berlangsung, publik yang mana?

Menyiasati hal tersebut, saya mencermati, pentingnya menggunakan bahasa Inggeris dalam menggunakan produk-produk penggalangan di Facebook, apabila ingin memiliki daya jangkau yang lebih luas. Meskipun tidak ada jaminan bahwa siasat ini akan mampu meraih publik yang tepat untuk digalang, tetapi hal ini dapat memperluas probabilitas tipologi pengguna Facebook.

Facebook sebagai alat kampanye

Kampanye, berasal dari kata dalam bahasa Inggeris, campaign, yang secara bebas saya tafsirkan sebagai usaha memenangkan dukungan. Bahkan pada beberapa abad lalu istilah kampanye digunakan sebagai perwakilan dari tafsir 'perang memenangkan wilayah atau teritori'.

Beberapa organisasi yang mengabdikan kerja-kerjanya dalam kampanye secara jelas menunjukkan niatnya untuk memenangkan opini mereka terhadap pihak lain, yang dianggap telah merugikan publik. Beragam perspektif yang menjadi alasan mendasar: Pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) baik oleh negara maupun penguasa modal, kehancuran lingkungan, praktik kotor penyelenggaraan negara, investasi dan bisnis yang rakus dan merugikan publik, dan sebagainya.

Kampanye menggunakan Facebook didasarkan pada hipotesa bahwa, paling sedikit kawan dari pihak pengguna akan melihat pesan kampanye yang diluncurkan. Pada keadaan yang sedikit lebih beruntung, minimal jejaring perkawanan lapis kedua juga akan melihat pesan kampanye. Dan seterusnya. Inilah landasan logika melakukan kampanye menggunakan Facebook. Efektifkah?

Facebook adalah ruang terbuka bagi siapa saja. Kampanye menggunakan Facebook tidak berbeda dengan penggunaan pendekatan lain, kecuali kecepatan dalam menjangkau pihak yang ingin digalang dukungannya, meskipun sifatnya acak (random). Karena sifatnya yang acak, sulit untuk bersikap optimistik bahwa mereka yang menyatakan dukungannya, baik dalam bentuk ikon Like atau Fans, adalah mereka yang sungguh-sungguh memahami pesan dan menyatakan dukungannya. Ia tetap harus dibuktikan di dunia nyata. Kasus penggalangan dukungan suara untuk Barrack Obama di Amerika Serikat dan "Koin untuk Prita" di Indonesia adalah satu contoh bagus.

Namun harus disadari bahwa tidak semua pengguna Facebook adalah mereka yang dalam kehidupan sehari-hari menggunakan komputer. Ini saya pelajari dari hasil sementara penelitian Yanuar Nugroho, khususnya tentang kemudahan ber-Facebook- ria menggunakan telepon selular. Artinya pengguna Facebook belum tentu ada urusannya dengan kefasihan dalam menggunakan komputer, bahkan pada strata yang paling rendah sekalipun.

Antara Profil, Group, Cause dan Page

Para pengguna Facebook yang memang saya kenal dalam kehidupan nyata tidak semua paham dengan baik bagaimana menggunakan jejaring sosial dunia maya ini secara optimal. Beberapa tidak paham bagaimana mempromosikan kelompok mereka, sehingga menggunakan fasilitas Profile perseorangan untuk mewujudkan rencana mereka. Padahal ada fungsi lain yang lebih tepat, seperti Group dan Page.

Menjadi lucu ketika kita mempelajari sosok dari yang mengundang berkawan adalah sebuah organisasi, terutama ketika membaca informasi jenis kelamin (sex) dan minat. Akan berbeda jika mereka menggunakan fasilitas yang lebih tepat.

Fasilitas Group bisa saja digunakan untuk mewakili kelompok atau organisasi yang memang ada dalam dunia nyata. Namun tidak tertutup kemungkinan untuk membuat kelompok yang secara eksklusif memang hanya akan beroperasi di dunia nyata, terutama dalam jejaring sosial Facebook. Group bisa lahir begitu saja atas prakarsa perseorangan, tanpa perlu melalui rapat-rapat yang boros waktu, uang dan pikiran. Jika memang sesuai kebutuhan, orang akan spontan mendaftarkan diri.

Sementara Cause, sesuai dengan namanya, adalah yang paling sesuai untuk tujuan dan kebutuhan kampanye. Ia bisa dibuat untuk suatu kampanye jangka pendek, menyangkut isu atau persoalan yang begitu mendesak dan hanya membutuhkan perhatian publik untuk jangka waktu yang tidak terlalu panjang. Namun, beberapa Cause ada yang justru terus berkembang bahkan tanpa dikendalikan oleh pembuatnya, karena kebetulah persoalan yang diusung memang masih berlangsung hingga sekarang. Contoh bagus untuk ini adalah kasus "lumpur Lapindo."

Corel003

Page mungkin yang paling berbeda dibandingkan ketiga fasilitas penggalangan sebelumnya. Ia lebih mirip sebagai sebuah wadah promosi dan kalawarta, meskipun ketiga fungsi penggalangan yang telah disebutkan sebelumnya juga dapat digunakan untuk peran penyebaran berita. Beberapa pengguna mengarahkan Page sebagai media promosi. Berbeda dengan ketiga fasilitas sebelumnya, Page terbagi menjadi dua moda. Moda berbayar, untuk kepentingan promosi komersial, dan moda cuma-cuma, untuk kepentingan yang tidak berorientasi laba.

Keampuhan tautan

Salah satu keampuhan Facebook adalah dalam menampilkan tautan atau uniform resources locator (URL), sebagai penunjuk halaman dari situs internet. Facebook mampu menampilkan ringkasan kandungan situs dan bahkan memuat gambar kecil (thumbnail) yang berasal dari situs tersebut. Apabila pengguna meng-klik tautan tersebut ia akan diantarkan menuju ke situs asal berita atau pesan yang ditampilkan di Facebook.

Namun tidak semua pengguna memanfaatkan fungsi ini untuk kepentingan penggalangan. Tidak sedikit dari pengguna Facebook yang sekedar berbagi pengetahuan atau bacaan mereka menggunakan fasilitas tautan, yang mereka pikir menarik untuk dibaca kawan-kawannya.

Sayangnya tidak semua situs internet dapat ditautkan di Facebook. Ada yang hanya bisa menampilkan judul dan tidak ada ringkasan. Atau bahkan ada yang sama sekali tidak bisa ditautkan. Pada beberapa kasus, dimana saya pikir sangat penting untuk berbagai sebuah bacaan, tetapi ternyata tautan tersebut tidak bisa dipasang di Facebook, saya biasa menggunakan fasilitas Note.

Kegunaan Notes

Notes adalah fasilitas yang mirip dengan fungsi pemuatan tulisan pada blog. Ia pun bisa dimanipulasi seperti halnya blog, menggunakan Hyper Text Markup Language (HTML). Tentu saja penggunaannya mensyaratkan pemahan dan kemampuan kita menggunakan perintah-perintah HTML.

Facebook menyediakan halaman khusus untuk memanipulasi teks pada Notes. Sila periksa lembar mengadali Notes atau Notes Cheat Sheet. Penggunaan perintah-perintah HTML dapat membuat tampilan Notes tidak hambar dan telanjang, tetapi menarik, seperti halnya tampilan blog.

Notes dapat digunakan untuk Profil halaman pribadi, juga untuk Group dan Page. Ini sangat memudahkan untuk menampilkan secara lengkap tulisan atau berita yang diinginkan untuk menjadi bagian utuh di Facebook.

Masalah mendasar

Ada dilema dalam menggunakan Facebook untuk fungsi penggalangan dukungan dan opini. Hal tersebut justru bersumber dari fungsi penggalangan itu sendiri. Karena apa pun yang kita sampaikan melalui fasilitas-fasilitasi yang tersedia, para pendukung Group, Cause atau Page secara otomatik akan menerimanya di halaman mereka. Apabila kita terlalu agresif memuat tautan-tautan pesan atau berita, bolehjadi para pendukung kita akan kebanjiran pesan atau berita. Hal ini justru berpotensi mengurangi jumlah dukungan.

Penting pula dicatat bahwa tidak semua pengguna Facebook yang telah menyatakan dukungannya akan aktif terlibat dalam penggalangan dukungan dan opini, baik melalui Cause maupun fasilitas lainnya. Karena rendahnya interaksi cenderung mendorong pengelola bersikap proaktif dengan menautkan berita atau pesan lebih banyak. Namun saya melihat hal ini lebih sebagai proses seleksi alam. Meskipun keaktifan pendukung sangat terkait dengan motif dan kepentingan mereka menjadi pengguna Facebook.

Selanjutnya.. Sphere: Related Content

No comments: