Ini memang negeri yang mengkhususkan diri memelihara bara api dan bom waktu. Setiap ledakan sosial, politik dan ekonomi senantiasa diperlakukan sebagai bencana. Bencana yang terjadi serba mendadak dan seketika. Tak pernah ada usaha serius merunut ke belakang, menelisik sebab musabab. Apalagi usaha memahami kenapa hal itu terjadi. Karena memang tidak (pernah) ada niatan untuk menyelesaikannya.
Yang membuat saya lebih geram, potensi-potensi ledakan sosial, ekonomi dan politik bahkan menjadi komoditas favorit di kalangan elit politik dan modal dalam mengelola transaksi diantara mereka. Tenaga-tenaga konsultan "keamanan" bukannya mengkaji bagaimana tindakan membangun dan merawat keamanan, justru mengkaji bagaimana memanfaatkan kerawanan-kerawanan untuk memuluskan pelaksanaan siasat-siasat persaingan diantara pihak-pihak yang menyewa mereka.
Ini memang negeri yang mengandalkan sistem ekonomi perang. Kerusuhan dan kekacauan menjadi alat tawar-menawar. Menjadi alat penting mengelola keadaan. Sisanya tak lebih dari upacara-upacara formal yang wangi dan lezat yang tidak ada urusannya dengan usaha-usaha mencari jalan keluar kesusahan yang dihadapi warganya.
Friday, October 20, 2006
Ah Indonesia (geram!)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment