Ketidakseimbangan Psiko-Sosial
Pepercahan di banyak negara miskin di masa depan bisajadi disebabkan oleh ketidakseimbangan psiko-sosial yang tercipta sebagai hasil dari semakin terbatasnya akses terhadap air, pangan dan enerji, serta pada saat yang sama menghadapi ledakan pertumbuhan populasi perkotaan.
Duapuluh tahun dari sekarang, populasi negara-negara miskin akan mencapai 6,6 milyar jiwa, dan sebagian besar diantaranya hidup di perkotaan. Kecuali jika dilakukan pengurangan tingkat kelahiran, pembalikan arus migrasi dari kota ke wilayah perdesaan, peningkatan akses terhadap air, pangan dan enerji, sebagian besar warga planet bumi akan menghadapi masalah ketidakseimbangan psiko-sosial yang semakin parah. Dapat dikatakan, kota-kota besar serta megapolitan akan mengalami kekacauan, kekurangan air bersih, disertai harga pangan dan enerji yang semakin tak terjangkau oleh sebagian besar penduduk. Kota-kota tersebut akan menjadi neraka bagi manusia serta bom waktu ekologis, yang pada gilirannya akan berpengaruh kepada stabilitas dunia.
Ketidakseimbangan psiko-sosial antara sumber-sumber vital dengan jumlah penduduk perkotaan yang terus meningkat dapat dianalogikan dengan ketidakstabilan lempeng tektonik planet bumi. Setiap orang paham bahwa suatu saat akan terjadi gempa bumi, tetapi tak seorang pun dapat meramalkan dengan tepat kapan akan terjadi. Kekacauan dan kekerasan akan melibatkan aspek ideologi, agama, kelompok etnik, atau akan sesederhana campuran antara anarki dengan ketidakpedulian secara umum.
Di ujung milenium ketiga, pertambahan jumlah negara berpendapatan rendah akan menciptakan "rekahan seismik" yang luar biasa, yang dibentuk oleh ketidakseimbangan psiko-sosial. Hampir di semua bagian Afrika, mayoritas negara-negara Amerika Tengah, sebagian besar negara-negara di wilayah Andes, Peru dan Bolivia, serta China, India, Pakistan dan Bangladesh, dimana sebagian besar populasi perkotaan terdapat, mulai tampak kombinasi konsumsi per kapita paling rendah terhadap air, enerji dan pangan bersamaan dengan tingkat pertumbuhan penduduk miskin perkotaan yang tinggi. Jika situasi tersebut tidak diubah, tegangan sosial dan politik akan meningkat dan perang saudara tak akan dapat dihindarkan. Situasi tersebut merupakan syarat minimum bagi terbentuknya UCEs.
(selesai bagian lima)
Monday, October 23, 2006
Oswaldo de Rivero: Pergulatan dan Permenungan Seorang Bekas Diplomat (lima)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment