Monday, October 29, 2012

Sumpah Palsu Pemuda dan Sumpah Pemuda Palsu

Pejabat publik yang mestinya menjadi tauladan kalangan muda menjadi sorotan publik atas dugaan keterlibatannya dalam korupsi berantai, yang salah satunya berurusan dengan manipulasi proyek pembangunan sarana keolahragaan di kementrian yang dia pimpin. Peringatan Hari Sumpah Pemuda diramaikan oleh sorotan media tentang korupsi di Kementrian Pemuda dan Olahraga

Awicaksono

Ketika di Cina terjadi pemotongan generasi birokrat secara besar-besaran, dimana sebagian besar kota saat ini dipimpin oleh walikota berusia kepala tiga dan empat, di Indonesia justru terjadi eksibisi kolosal korupsi triliunan rupiah oleh mereka yang tadinya diharapkan publik menjadi generasi baru pemimpin di negeri amburadul ini. Kelakuan mereka mencoreng sebgian lain orang muda yang setia mendorong perubahan sejati, juga orang muda yang terus bergulat bertahan hidup di tengah tekanan ekonomi dan politik negeri ini.

Survai Kompas tentang paradoks orang muda Indonesia bukan hal mengejutkan. Kelakuan orang-orang tua yang betah bertahan pada posisi-posisi kunci pengambil keputusan, baik resmi maupun di balik pintu tertutup, baik di institusi penyelenggara negara maupun pengatur aliran kapital finansial, barang dan jasa, menjadi faktor yang mempengaruhi kencenderungan tersebut. Pragmatis, apatis, egoistis. Memang temuan tersebut tidak mewakili keseluruhan populasi kalangan muda, tetapi hal itu harusnya menjadi semacam alarm bagi semua.

Maka terusiklah kita oleh pernyataan silat lidah sang Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, ketika menjawab wartawan tentang ketidaktahuannya terkait korupsi anggaran di kementrian yang dia pimpin. Bolehjadi dia sungguh-sungguh tidak tahu. Tetapi ketika tampil di publik bukan sikap pengeceut seperti itu yang diharapkan, tetapi sikap ksatria, keberaniannya untuk tampil sebagai pemimpin sejati yang siap membongkar kebusukan-kebusukan di lembaga yang dia pimpin, baik pada periode lalu maupun pada periode sekarang.

Potret korupsi yang melibatkan kalangan muda tidak lengkap jika tidak menderetkan nama-nama kalangan muda lain seperti Anas Urbaningrum (yang saat ini masih bergulat berkelit dan pencak silat menghindari tuduhan), Nazaruddin, Gayus Tambunan, Dhana Widyatmika, Wa Ode Nurhayati, dan lainnya. Mereka semua adalah pejabat yang harusnya melayani publik dan telah disumpah jabatan. Sumpah yang diucapkan di mulut tetapi benak sibuk membayangkan tumpukan duit dan gelimang kemewahan.

Namun demikian harapan masih harus dijaga. Pahlawan muda, Munir Said Thalib, adalah tauladan lengkap tentang kalangan muda yang gigih berkelahi merobohkan keangkuhan bangun politik yang korup dan cenderung menggunakan kekerasan yang telah merenggut jutaan nyawa rakyat Indonesia. Masih banyak Munir lain di sekujur Nusantara, meskipun mungkin belum terjangkau radar media. Negeri ini butuh tauladan-tauladan lebih banyak lagi dari kalangan muda…

Selanjutnya.. Sphere: Related Content

1 comment:

Anonymous said...

Je suis démarrage d'une entreprise vendant des choses différentes pour bébé que je fais. Et je veux créer un site Internet pour être en mesure de les revendre. Quelqu'un peut-il me dire les étapes que j'aurais besoin de passer par le faire? Et quel est le coût?. Merci ..